Lira Hartami Serikandai KMHDI.- (Photo : Ist)
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak seolah-olah menjadi suatu ceritra yang tak berakhir,, apalagi ditambah pada saat pandemi covid 19, dilansir dari website PBB mengatakan, kekerasan terhadap perempuan dan anak, terutama kekerasan dalam rumah tangga meningkat drastis, sehingga penanggulangan yang harus dilakukan membutuhkan tenaga ekstrak berkali-kali lipat dari hampir setiap lapisan masyarakat.
Hari ini kita disuguhkan dengan berbagai macam berita tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang terjadi disekitar kita. Hal ini seolah-olah hanya ditampilkan sebagai berita belaka tidak ada tindak nyata dari para pemangku kebijakan setempat, selain hukuman penjara pastinya. ditambah lagi tidak sedikit yang justru mencaci maki korban dengan kata-kata “kenapa tidak membela diri, kenapa tidak melaporkan ke pihak berwajib, makanya kalau berpakaian yang tertutup, dan lain sebagainya”, hal ini seolah-olah menempatkan perempuan sudah diposisi korban, disalah-salahkan lagi. hal ini tentu tidak dikatakan sepenuhnya salah, tetapi sebagai manusia yang mempunyai rasa dan karsa sewajibnyalah harus mampu saling menguatkan, terlebih-lebih memberi dorongan semangat kepada korban, bukan sebaliknya.
Dengan inilah Srikandi Kesatuan Mahasiwa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Palangka Raya, Lira Hartami angkat bicara, momen kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak seyogyannya digunakan untuk dapat saling bergenggaman tangan, saling bahu membahu, saling menguatkan baik antar satu perempuan dan perempuan lainnya, maupun dengan anak-anak. Bahwa kita kuat jika kita mampu saling menguatkan. Kemudian mengajak seluruh elemen masyarakat, jika ada yang melihat atau mengalami tindakan yang merujuk kepada kekerasan terhadap perempuan dan anak segera laporkan kepada pihak berwajib, sebelum hal-hal yang lebih besar terjadi, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.
Dalam hal ini pula kami menyampaikan kepada dinas-dinas terkait dan para pemangku kebijakan besar harapan kami hari ini harus lebih fokus pada pencegahan dan pengumpulan data yang dapat meningkatkan layanan penyelamatan hidup bagi setiap nafas perempuan dan anak. Pengumpulan data yang dimaksud adalah dengan data-data tersebut para pemangku kebijakan dapat mengeluarkan strategi khusus terhadap permasalahan tersebut. Kemudian harus ada pihak yang dapat memastikan dan menjamin bahwa perempuan dan anak mendapatkan perlindungan yang pantas, sehingga perempuan dan anak dapat memperoleh lebih hak-haknya, kata Lira Hartami dalam rilisnya.- (GK/Jimmy/Samad).