Panen Melimpah Harga Gabah di Teluk Sampit Anjlok

SAMPIT, gemakalteng.co.id – Musim panen padi tahun ini di Kecamatan Teluk Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim) melimpah. Untuk harga gabah di pasaran anjlok. Disebabkan para pembeli lokalan tak mampu menampung. Sedang pembeli luar daerah, seperti Banjarmasin, Kalsel, berkurang karena juga musim panen.
Informasi yang di himpun dilapangan menyebutkan, anjloknya harga gabah, karena keterbatas penampung lokal dan melesunya pembeli dari luar daerah. Kebanyakan petani yang panennya berlimpah memiliki luasan tanam yang banyak, mereka harus jual walupun dengan harga murah. Disamping petani lainnya memilih menyetok menunggu harga yang bagus.” Petani yang perlu duit pasti menjual gabahnya karena keperluan mendesak. Sebagian memilih menyimpan gabahnya menunggu harga yang pantas,” ujar Noor khalis Poktan Karya Mufakat, Desa Kuin Permai, Kamis (6/6/2024).
Lanjut, Noor Khalis, apalagi biaya tanam tinggi serta mahalnya harga insektisida. Bahkan hingga saat ini harga gabah turun derastis karena kurangnya pembeli yang menampung hasil panen padi tersebut.” Kalau harga gabah kering siap giling jenis unggul siam epang kisaran Rp 5.500 sampai Rp 6.000/kg,” ucap Noorkhalis.
Hal yang sama juga dikatakan petani lainnya, kalau harga gabah sekarang anjlok karena para penampung yang melirik hasil panen berkurang dan banyak para petani menyetok gabahnya. Beda hasil panen di tahun lalu harganya sangat pantastis.” Tahun ini harga gabah kering dan siap giling belum ada pembelinya. Untuk gabahnya kita simpan sambil menunggu harga yang masuk dalam kalkulasi,” ujar Jain, Poktan yang juga berdomisili di Desa Kuin Permai tersebut.
Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kecamatan Teluk Sampit, Sutrisno saat dikonfirmasi via ponselnya, Kamis (6/6/2024) menjelaskan, membenarkan harga jual -beli gabah melesu karena pasaran lokal tidak mampu menampung. Begitu juga penampung yang dari luar daerah sedikit. Sehingga harga beras siam epang tingkat lokal pun turut anjlok.” Harga beras sekarang dipasaran hanya Rp 13.000/ kg. Sedang harga Gabah Kering Giling (GKG) di petani masih bertahan kisaran Rp 6.000- Rp 7.500,” katanya.
Menurut Sutris, yang akrab disapa, turunnya harga gabah diwilayahnya karena masa panen di daerah luar juga melimpah. Bahkan dari daerah Kalsel sendiri, katanya, ada jenis beras yang teksturnya karau, rasanya sama menyerupai siam epang dengan masa panennya pendek hanya 3 bulan saja.” Mungkin harga gabah dan berasnya yang serupa itu lebih hemat dibandingkan harga beras siam epang. Sedangkan paretas unggul siam epang masa panen lama kisaran umur 4,5 bulan sampai dengan 5 bulan,” ujarnya.
Petani Teluk Sampit, kata Sutris, sudah banyak bertanam memilih bibit unggul yang masa tanam sampai panen 3 bulan karena tekstur berasnya saat dimasak pulen tidak karau dan dilidah pastinya akan cocok buat semua orang.” Sekarang petani kita banyak menanam jenis unggul inpari 30 dan 32. Sedang unggul siam epang hanya sekitar 15 persen dari jumlah luas tanam,” katanya.
Sekadar informasi, dari catatan BPP, musim tanam tahun l, Oktober-Maret (Okmar) yang masa tanam tertunda lantaran perubahan iklim, hingga awal tanam Januari- Pebruari 2024. Jumlah luasan tanam padi mencapai ribuan hektare(Ha) ada di tiga Desa yakni; Desa Parebok 510 hektare, Kuin Permai 1.650 Ha, Lampuyang 3.190 Ha. Total luasan tanam Poktan Teluk Sampit 5.350 Ha. (mar)