Tim PKM Pascasarjana UPR Latih Wirausahawan Gumas Berpromosi Online
Tim PKM Pascasarjana UPR Latih Wirausahawan Gumas Berpromosi Online
PALANGKA RAYA, gemakalteng.co.id – Secara kuantitas, jumlah wirausahawan di wilayah Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mengalami peningkatan. Namun, secara kualitas, perkembangan usaha mereka masih terkendala pemasaran, terutama karena minimnya kemampuan dalam berpromosi.
Kondisi ini menarik antusiasme Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Pascasarjana Universitas Palangka Raya (UPR), untuk melakukan kegiatan pendampingan kepada wirausahawan di Gumas pada Oktober hingga Nopember 2019 lalu.
Sepanjang rentang waktu itu, tim yang dipimpin Dr. Luluk Tri Harinie, SE MM, didampingi anggota Dr. Alexandra Hukom, SE, M. Si dan Juma’eh, SE melakukan pengamatan, sosialisasi, pelatihan, dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi.
“Kegiatan stimulan PKM ini diselenggarakan Program Pascasarjana UPR sesuai arahan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kami berterimakasih kepada Bapak Rektor dan Direktur Pascasarjana UPR Ibu Prof. Dr. Ir. Yetrie Ludang, MP atas persetujuan dan dukungannya terhadap kegiatan kami ini,” terang Dr. Luluk Tri Harinie kepada wartawan, akhir alu.
Ditemui di sela kegiatan Seminar Nasional Pendidikan “Pembelajaran Generasi Milenial yang Berkarakterm,” di Luwansa Hotel, Palangka Raya, Dr. Luluk mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Transmigrasi Tenaga Kerja Dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Gumas, jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gumas pada 2017 lalu mencapai 3.754 wirausahawan. Rinciannya, 3.417 usaha berskala mikro, 336 usaha kecil, dan 1 usaha menengah.
Menurut Luluk, berdasarkan analisis situasi di lapangan dan hasil diskusi dengan para pelaku usaha, kendala utama yang dihadapi para wirausahawan Gumas adalah promosi produk usahanya.
“Para wirausahawan ini sebenarnya sangat berkeinginan produknya dapat dikenal mudah oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu usahanya dapat bertahan dan semakin berkembang. Namun, untuk melakukan promosi produk, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dan mereka tidak mampu untuk mewujudkannya,” kata Luluk.
Luluk juga mengatakan, berkenaan dengan hasil pengamatan tersebut, tim pelaksana PKM Program Pascasarjana UPR lantas memulai kegiatan pendampingan pada enam mitra wirausahawan UKM di Gumas. Mereka, antara lain, Daniel, pemilik home industry kreatif “Anak Lewu”, Harmuda, pembuat alat musik tradisional kecapi, Endang, pengelola usaha fotokopi “Erikson”, Mama Noval, pengelola usaha penjahit “Nayla”, Koleng pengelola toko sembako “Ardim”, dan Oeng Tenun pembuat kerajinan anyaman.
“Kita mencoba melatih kemampuan dan keterampilan mereka dalam membuat promosi produk hasil usaha dengan jangkaun pemasaran yang luas, cepat, dan murah, tanpa mengeluarkan biaya sama sekali,” sebutnya.
Program pendampingan diawali dengan sosialisasi dan pelatihan dengan memberikan modul, cara penggunaan media online sebagai sarana promosi produk hasil usaha para mitra.
Mereka dilatih menyebarkan informasi tentang produk melalui penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dengan konsumen.
Jaringan dalam media sosial ini merupakan bentuk baru dari dialog antara “consumer to consumer” dan “business to consumer” yang memiliki implikasi besar terhadap pemasar. Dari tool (alat) tersebut kemudian di-share melalui aplikasi chatting pada aplikasi media sosial whatsapp.com.
Luluk juga mengatakan, , pemasaran dengan media sosial ini memungkinkan wirausahawan membangun hubungan sosial yang lebih personal, dan dinamis dibandingkan dengan strategi pemasaran tradisional. Mereka juga dapat membuat interaktif digital promosi produk usaha sesuai keinginannya.
“Dan tak kalah penting, cara promosi demikian tanpa mengeluarkan biaya promosi sama sekali. Yang diperlukan hanya kreativitas dari para wirausahawan dalam membuat gambar-gambar dan kata-kata yang mudah dipahami, sehingga menarik minat masyarakat untuk membaca dan memahami pesan yang dibagikan melalui aplikasi chatting pada media sosial,” jelasnya.
Pada November 2019 lalu, lanjut Luluk, kegiatan dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi akhir pada mitra PKM. Tujuannya, mengukur tingkat pemahaman wirausahawan dalam melakukan kegiatan promosi secara online, serta mengetahui apakah pelaksanakan kegiatan PKM ini dapat memberikan manfaat bagi mitra PKM dalam pengembangan usahanya.
Dari kegiatan itu, diketahui para wirausahawan mitra PKM sudah mampu serta mahir dalam membuat model promosi produk yang menarik melalui aplikasi online.
“Diakui juga oleh Mitra PKM, dengan adanya kegiatan PKM ini terbukti mampu meningkatkan volume penjualan produk mereka dibanding bulan-bulan sebelumnya,” ujarnya.- (GK/SAR/DU/JTA)