Dr. Aryani, S.Pi, MP
PALANGKA RAYA, GEMA KALTENG
Dr. Aryani, S.Pi, MP, salah seorang dosen golongan IV-b pada Jurusan Perikanan Prodi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya (UPR), Kalimantan Tengah (Kalteng) dinyatakan lulus dan telah memperoleh gelar Doktor dalam bidang Ilmu Perikanan dan Kelautan minat Teknologi Hasil Perikanan dan Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur (Jatim), dengan IPK 3,97, dan masa studi 3 tahun 9 bulan/ pada yudisium 26 Juni 2020.
Dengan selesainya pendidikan Aryani, maka jumlah dosen berpendidikan S3, atau doktor di Unpar bertambah. Diharapkan mutu pendidikan di UPR juga menjadi semakin berkualitas, mampu bersaing dengan Universitas Negeri bergengsi lainnya.
Ujian Akhir Disertasi perdana secara daring dilakukan pada 28 Mei 2020, melalui Link Google Meet secara terbuka di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Disertasi yang berjudul “POTENSI SENYAWA BIOAKTIF ARANG KULIT KEPALA, SISIK DAN SIRIP IKAN KERANDANG (Channa pleurophthalma Bleeker) SEBAGAI ANTI-ALERGI” telah dipertahankan di hadapan para dosen penguji, yakni Prof. Sutardi, M. App. Sc, Ph.D (Guru Besar di Faperta UGM Yogyakarta), Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS, Dr. Ir. Petrus Senas, MP, Dr. Ir. Anik M. Heriati, M.Sc. S.
Sedangkan Tim promotor, yakni Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, Dr. Ir. Bambang Budi Sasmito Dr. Ir. Hardoko, MS. Disertasi mengangkat kearifan lokal tentang potensi senyawa bioaktif yang terkandung dalam arang dari sirip ekor ikan Kerandang, terbukti memiliki aktivitas sebagai anti alergi kulit saat diujicoba pada hewan uji mencit jantan putih.
Selama ini arang dari sirip ekor ikan Kerandang hanya digunakan untuk mengobati alergi kulit akibat makan ikan Kerandang, dan pada penelitian disertasi ini dibandingkan aktivitas antialergi arang kulit kepala, sisik dan sirip ikan Kerandang sebagai antialergi kulit.
Melalui uji coba, terbukti arang dari sirip ekor ikan Kerandang memiliki aktivitas antialergi yang tertinggi dibandingkan arang dari bagian-bagian tubuh yang lain dari ikan Kerandang, dan mampu menghambat ekspresi IgE spesifik pada mencit jantan putih yang dibuat alergi dengan menggunakan ovalbumin dosis 500 mg/kg berat badan.
Secara spesifik, Aryani menjelaskan, salah satu parameter alergi pada serum darah hewan uji yang diuji menggunakan ELISA kit dan dibaca dengan menggunakan spektrofotometri ELISA reader. Saat diuji coba, konsentrasi arang sirip ekor ikan Kerandang sebesar 15% yang dioleskan secara mampu menekan ekspresi IgE spesifik pada mencit.
Melalui temuan ini, isteri dari wartawan SCTV wilayah Kalimantan Tengah, Sadagori yang biasa disapa Ririen Binti menjelaskan, kedepannya produk temuan yang ada akan dikembangkan menjadi produk dalam bentuk kemasan yang mudah untuk digunakan. Produk yang ada akan dipatenkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual.- (GK/HAKI/PR1)