PDPPM Laksanakan Pendampingan untuk Pertahankan Prevalensi stunting di Kabupaten Gunung Mas

Gunung Mas, gemakalteng.co.id – Guna mempercepatan penurunan stunting, Universitas Palangka Raya (UPR) sejak tahun 2019 sudah menjadi mitra pemerintah Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan Program Dosen Pendamping Pemberdayaan Masyarakat (PDPPM).
Sebagai informasi, Stunting dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu jumlah anak usia kurang dari 5 tahun, usia ibu saat melahirkan, pengetahuan ibu yang rendah, status gizi ibu saat kehamilan, durasi mendapatkan ASI, defisiensi besi, defisiensi zink, usia dan frekuensi terkena infesi saluran nafas, pendapatan keluarga. Faktor masyarakat juga dikaitkan dengan kejadian stunting, khususnya, akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan tinggal di daerah pedesaan. Faktor lain yang juga berkontribusi terhadap kejadian stunting anak yaitu kurangnya pendidikan dan budaya masyarakat, sistem pertanian dan pangan, air, sanitasi, dan lingkungan.
Pemerintah Indonesia pada Januari 2021 menargetkan pada tahun 2024 kasus stunting di Indonesia dapat ditekan hingga berada di angka 14 persen. Pada tahun 2022, sesuai dengan Survey Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka stunting di Indonesia 21,6%. Kalimantan Tengah menurut SSGI 2022, angka stunting yaitu 26,9%. Kabupaten Gunung Mas, selama tahun 2022 mampu menurunkan angka stunting dengan sangat signifikan. Angka SSGI 2022, stunting di Gunung Mas yaitu 17,9%. Walaupun prevalensi stunting di Kabupaten Gunung Mas telah turun, angka stunting di Kecamatan Kurun mengalami kenaikan yakni 11,75% dibandingkan dengan angka di tahun 2021 yakni 8,19 persen.
Pada kesempatan kali ini pelaksanaan PDPPM dilaksanakan di wilayah Kecamatan Kurun dengan tim pengabdian terdiri dari 4 (empat) orang dosen yang mempunyai kualifikasi yang berbeda dan mahasiswa yang akan berkolabarasi dalam kegiatan.
Dengan mengangkat tema “Penguatan pengetahuan masyarakat tentang hubungan penyakit infeksi anak, sosial budaya, dan rendahnya tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah”, tim pengabdian ini diketuai oleh Dr. dr. Nawan, M.Ked.Trop., dengan anggota yaitu, Dr. Joni Rusmanto, M.Si., Seth Miko, M.Pd., dr. Septi Handayani, M.Si.
Kepada awak media ketua tim pengabdian Dr. dr. Nawan, M.Ked.Trop menyampaikan bahwa kegiatan ini diperlukan kepakaran untuk menyelesaikan persoalan dan kebutuhan mitra.
“Peserta kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat di wilayah Kecamatan Kurun. Kegiatan berupa penyuluhan yang dilaksanakan di Desa Tumbang Tariak, Teluk Nyatu, Tanjung Riu. Kegiatan, meliputi antara lain penyuluhan/sosialisasi dan pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, dan gula darah,” ucap Dr. dr. Nawan, M.Ked.Trop.
Dikatakannya, tujuan umum dari kegiatan ini yaitu memberikan pendampingan khususnya untuk mempertahankan prevalensi stunting di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah pada tahun 2023 yaitu tetap di bawah 20%.
“Selain itu, tujuan khusus kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan penyakit infeksi pada anak dengan stunting di Kecamatan Kurun, kabupaten Gunung Mas, meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan sosial budaya dengan stunting di Kecamatan Kurun, kabupaten Gunung Mas serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hubungan rendahnya tingkat pendidikan ibu dengan stunting di Kecamatan Kurun, kabupaten Gunung Mas,” paparnya.

Lebih lanjut Dr. dr. Nawan, M.Ked.Trop menyampaikan kesimpulan dari kegiatan penguatan pengetahuan masyarakat ini tentang hubungan penyakit infeksi anak, sosial budaya, dan rendahnya tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
“Hal ini telah memberikan penguatan pengetahuan mitra yang sudah ada (meningkatnya pengetahuan peserta mengenai hubungan penyakit infeksi anak, sosial budaya, dan rendahnya tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting),” tutupnya. (Yud)